Fesyen merupakan salah satu sektor dari 16 industri kreatif yang didorong kemajuannya di Indonesia. Dalam dunia fesyen, pewarnaan yang telah dikenal sejak 3500 SM merupakan aspek utama yang menjadikan sektor ini menarik. Walaupun material kain sempurna, pewarnaan yang tidak sesuai dapat menyebabkan hilangnya estetika pada kain tersebut.
Pada saat yang sama, riset yang ditulis oleh Rita Kant melalui penerbit Journal of Natural Science pada 2012 menunjukkan bahwa industri fesyen menduduki ranking tertinggi (sesudah irigasi pertanian) yang menjadi penyebab pertama polusi air bersih.
Keprihatinan pada dampak lingkungan dari fesyen dan hilangnya pengetahuan menenun dan memintal benang dengan pewarnaan alam membuat penggagas festival, Leya Cattleya Soeratman bersama Perempuan Pecinta Kain dan Serat Pewarna Alam Nusantara, bekerja sama dengan Collabox Creative Hub Semarang serta the Soeratman Foundation mengadakan acara bertajuk EMPU. Sebuah Festival Kain dan Serat Pewarna Alam Karya Empu yang telah diselenggarakan pada 4 – 9 Januari 2020 di Collabox Creative Hub, Jl. Indraprasta No. 74, Semarang. Festival yang menjadi event pertama di Collabox menyambut tahun baru 2020.
EMPU. Empu, sang perempuan. Empu, yang mumpuni. Empu, yang melunakkan besi keras jadi senjata keris sakti. Empu, yang menyusun kata jadi susastra. Empu yang mengekspresikan kreativitas, imajinasi, pemikiran, dan kegairahan jiwa untuk hidup dan menghidupi secara lestari.
Ide dari tajuk EMPU ini diinspirasi dari obrolan penggagas festival, Leya Cattleya Soeratman bersama Zubaidah Djohar, pendiri dan desainer fesyen Empu Jalin Karsa, yang kemudian mengalir deras dalam diskusi dengan Chandrakira Priyosusilo, yang selanjutnya diolah dan dikemas menjadi festival ‘branding’ oleh Laras Zita Tedjokusumo, Art Director dari Collabox Creative Hub.
EMPU menjadi nafas festival yang bertujuan untuk merayakan kegembiraan dan keberlanjutan kerja perempuan artisan dan penggiat kain tenun dan serat dengan pewarna alam. Juga, EMPU diselenggarakan untuk membagi pengetahun serta memfasilitasi dialog-dialog atas isu sosial, ekonomi, budaya dan aspek politik terkait kain dan serat pewarna alam Nusantara.


Festival yang diselenggarakan sejak 4 sampai 9 Januari 2020 mengetegahkan serangkaian gelar wicara atau ‘talkshow’ serta dialog mendalam tentang tema “Dari Akar ke Pasar”, “Wirausaha Sosial dan Kain serta Pewarna Alam”, “Kain Nusantara dalam Konteks Eko Feminisme”, “Fesyen Berkelanjutan”, dan “Rantai Nilai Kain, Serat dan Pewarna Alam”. Festival EMPU mengetahkan serangkain diskusi, dialog, dan pagelaran seni dan budaya, serta kelas belajar 'eco print’. Selain itu, dikusi dan pemutaran film EMPU "Sugar on The Weaver’s Chair" menceritakan tentang kekuatan seorang perempuan, tanpa perlu menggeser posisi laki-laki dalam kehidupan sosial menjadi bagian menarik dan inspiratif dari festival ini.

Festival ini dihadiri lebih dari enam ratus pengunjung dan menjangkau lebih banyak kalangan masyarakat luas melalui liputan oleh Metro TV, Semarang TV dan juga TVKU Semarang serta gelar wicara di dua stasiun radio serta pemuatan laporan oleh beberapa media cetak penting, antara lain Suara Merdeka, Tribun, Radar Semarang/Jawa Pos, dan Idola.com serta beberapa artikel di Kompasiana.com.
EMPU melibatkan penampilan 154 orang peragawati dan peragawan pada 14 gelar fesyen, termasuk gelar fesyen di Gerbong Kereta Api Argo Muria di Setasiun Tawang, Semarang pada 8 Januari 2020. Peragawan dan peragawati tersebut adalah mewakili kalangan masyarakat yang berasal dari Semarang, Salatiga, Yogyakarta, Jakarta, dan Bandung, yang berpartisipasi untuk mendukung dan membangun pengalaman mengenakan karya sutera dan tenun berpewarna alam karya peserta Festival Empu.
Empu adalah jejaring penggiat kain dan serat pewarna alam yang berkomitmen untuk mendorong Fesyen Berkelanjutan dan Beretika. Upaya yang dilakukan adalah membangun pengetahuan masyarakat tentang pentingnya sistem fesyen, baik dari sisi produsen dan konsumen, agar fesyen tidak lagi membawa dampak buruk pada lingkungan dan tidak menimbulkan adanya ketidakadilan sosial. Oleh karena itu, upaya penggunaan kain dan serat serta pewarnaan alam dan memastikan proses yang berkeadilan bagi pihak yang terlibat dalam sistem di sektor fesyen menjadi hal yang penting.
Empu mengajak masyarakat untuk menjadi produsen dan konsumen fesyen yang lebih bijaksana. Empu mengajak produsen fesyen hanya memproduksi karya yang ramah lingkungan dan beretika. Empu mengajak masyarakat konsumen untuk bijaksana, yaitu ‘puasa’ belanja fesyen yang biasanya dilakukan secara berlebihan, dan menggantinya dengan mengkonsumsi fesyen yang menggunakan bahan, serat, dan berpewarna alam.
Collabox Creative Hub yang dinahkodai Lina Soeratman adalah media yang menghubungkan berbagai ide, kreativitas, dan pemikiraan sosial, ekonomi dan budaya para pihak, baik pemerintah, pebisnis, artisan, budayawan, akademisi, dan media. Berkolaborasi bersama The Soeratman Foundation yang diketuai oleh Liza Monalisa Soeratman merupakan suatu kesatuan upaya awal yang memfasilitasi dialog dan diskusi di bidang sosial dan inisiasi pelestarian lingkungan dan seni budaya.
Festival ini diprakarsai oleh spirit kewirausahaan sosial. Sebagian keuntungan dari hasil penjualan kain tenun dan karya yang ditampilkan dalam festival Empu didedikasikan untuk tujuan sosial. Artisan dan penggiat kain dan serat pewarna alam sepakat untuk mendukung penyintas banjir Jakarta dan penenun lansia yang makin menurun kemampuannya menghasilkan karya.
Festival Empu melibatkan sekumpulan artisan tenun dan sutra liar berpewarna alam serta penggiat yang mendukung kerja para artisan yang memiliki keinginan untuk melestarikan karya dan pengetahuan tenun, serat, dan pewarna alam Nusantara. Adapun Pecinta Kain dan Serat Pewarna Alama Karya Empu ini terdiri dari
Sekar Kawung – tenun Sumba Timur, Kalimantan Barat, Tuban
Nine Penenun – tenun Pringgasela Selatan, Lombok Timur, NTB
Gema Alam – NTB, Selong, Lombok Timur, NTB
Lusy Tjan Design – Temanggung, Jawa Tengah
Kana Shibori – Jawa Tengah
Empu Jalin Karsa – desainer fesyen menggunakan tenun dari Sumba Timur, Lombok Timur, Aceh Gayo, Badui
ARANA/ASPPUK Jateng – Klaten, Jateng
Hijrah Creative ‘Eco Print’ – Sleman, Yogyakarta
Mutiara Bangsa – Semarang
Zie Batik – Semarang
Jamtra Cassava Silk – Prambanan
Tak hanya itu, festival Empu juga diikuti oleh beragam kontributor, antara lain para Empu artisan dan penggiat kain tenun, serat dan pewarna alam; akademisi, mahasiswa, anggota organisasi perempuan dan organisasi professional, para seniman dan seniwati pendukung dialog seni dan budaya, dan berbagai kalangan media. Collabox Creative Hub bersama the Soeratman Foundation, Pecinta dan Penggiat Kain, Serat dan Pewarna Alam, didukung dePrimas Event Organizer memfasilitasi berlangsungnya festival ini.
Masih banyak pekerjaan rumah untuk membagi pengetahuan dan melestarikan kain, serat dan pewarna alam. Hal ini sangat perlu dilakukan secara bergandengan tangan oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah; penggiat kain, serat dan pewarna alam; universitas, asosiasi aktor fesyen, asosiasi pengusaha, dan media serta masyarakat luas.
Rangkaian festival EMPU ini barulah langkah kecil. Namun festival ini tak bisa terwujud tanpa adanya kerja gotong royong semua pihak yang terlibat. Terima kasih atas kerja sama dan partisipasinya.
Selamat merayakan Tahun Baru 2020 dengan lebih mencintai bumi.
Semarang 9 Januari 2020,
Contact :
Leya Cattleya, Penyelenggara Festival EMPU (Anggota, the Soeratman Foundation)
Phone : 0877-8074-3154
コメント